Kamis, 20 Februari 2025

YOLO Versus YONO

 



Pernah trending istilah YOLO (You Only Live Once) -- Kamu hanya hidup sekali.


Para penganut faham ini berusaha memuas-muaskan keinginannya semaksimal mungkin karena mereka berpendapat hidup hanya sekali untuk apa tidak dibuat seenak-enaknya.


Tidak mengherankan para penganut faham ini akan melakukan apa saja demi kepuasannya. Memaki, memfitnah, mengkhianati, hutang sana sini tanpa fikir panjang, bahkan urusan halal haram pun dianggap remeh, yang penting hidup senang, keinginan dan kenikmatan terpenuhi.


Bagi penganut YOLO seringkali mengabaikan konsekuensi jangka panjang atas tindakannya.


Setelah YOLO lalu muncul YONO. YONO (You Only Need One) - Kamu cuma perlu satu saja.


Istilah ini populer pada penganut gaya hidup yang menekankan kesadaran gaya hidup yang fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Mereka berusaha mengendalikan pola konsumsinya dengan memperhatikan tingkat kepentingannya.


Misalnya konsumsi makanan, perut kita tidak mempermasalahkan diisi nasi dari angkringan atau dari restoran Michelin. Perut tidak protes, hanya gaya hidup yang membuat gengsi lebih utama. Perut ini mau diisi apa saja tidak akan rewel. Mau dikasih yang murah, OK, mau dikasih yang mahal juga OK.


JADI???


Kalau mau selamat di tengah kondisi ekonomi sekarang, urusan konsumsi harus bijak. Seorang ahli investasi, pernah mengatakan : investasilah untuk leher ke atas artinya banyak belajar, banyak membaca buku, banyak berfikir dan berfikir panjang sebelum bertindak. 

Jangan banyak keinginan urusan leher ke bawah : ingin kelihatan hebat, bermewah-mewah, hingga lupa konsekuensi jangka panjang.


Other posts :

Gitu Aja Repot 

Gaya Hidup Waren Buffet



Selasa, 04 Februari 2025

Gitu Aja Kok Repot

 





Respon seorang ibu yang kebetulan berprofesi sebagai asisten rumah tangga setengah hari. Dari segi ekonomi bisa dikatakan tidak cukup karena dia juga penerima bantuan beras 10 kg dari pemerintah.


Saat menghadapi sulitnya membeli gas melon 3 kg, dia tidak mau ambil pusing. Diambilnya batu bata, ditumpuk menjadi seperti tungku, lalu mengambil kayu bakar. Jadilah dia memasak dengan kayu bakar. Komentarnya :


"Buat apa pusing dengan tidak ada gas, wong dulu sebelum ada gas dan minyak tanah, biasa pakai kayu bakar."


Ternyata caranya itu diikuti oleh para tetangga lainnya yang tidak mau pusing hanya karena gas melon 3 kg susah.


Hidup itu ternyata sederhana untuk sebagian orang yang ekonominya tidak terlalu bagus.


Benar kata almarhum Gus Dur :"Gitu aja kok repot."


Pena Manfaat

Gaya Hidup Warren Buffet

 



Beberapa hal yang dilakukan Warren Buffet, investor dan salah satu orang terkaya di dunia.


#1

Istri Warren Buffet tidak rela bila harus mengeluarkan uang untuk secangkir kopi seharga USD 4 atau sekitar Rp. 60.000,00. Padahal saat itu dia berada di sebuah mall mewah dan harga kopi USD 4 adalah yang termurah. Dia beralasan, untuk apa membeli satu cangkir kopi seharga USD 4, padahal dengan harga sama tapi dia  bisa dapatkan lebih dari secangkir kopi di rumah.


#2

Buffet selalu memproritaskan nilai saat berinvestasi dan konsistensi jangka panjang. Dia juga meneliti perusahaan yang berkinerja baik dan manajemen yang baik. Dia tidak suka penjualan saham jangka pendek.


# 3

Senang berolah raga dan pengembangan mental dengan membaca dan main bridge. Dia tidak suka kopi meski tidak selalu tidak suka kopi. Dia lebih memilih minuman bersoda apalagi salah satu sahamnya adalah di perusaan minuman bersoda.


# 4

Dia sangat sederhana. Dia tidak pernah ganti-ganti rumah sejak tahun 1938. Begitu juga dengan mobilnya yang tak pernah ganti sejak pertama kali memiliki mobil. Dia ia tidak senang ganti-ganti mobil hanya untuk mengikuti tren. Sementara urusan pakaian dia pun memilih pakaian yang sederhana tidak mewah.


#5

Meskipun kaya raya, Buffet mengakui bahwa kebahagiaan bukan karena uang, tapi tentang hubungan yang baik dengan orang lain dan melakukan apa-apa yang disukai.


Dari berbagai sumber.

Pena Manfaat

Mentalitas Kepiting